Assalamualaikum~
Pengen jalan-jalan dengan suasana eropa ? Pengen irit biar gak perlu keluar banyak duit ? Gak usah jauh-jauh. Ada di Bandung nih, What a Wonderful Indonesia Semakin bangga jadi Orang Indonesia!
Kota Bandung adalah salah satu favorit lokasi short escape gw. Kenapa ? karena kekayaan dan keunikan kulinernya yang melimpah mulai dari jajanan pinggir jalan sampai restoran dan cafe hits, lokasinya yang dekat dengan domisili gw yang juga di Jawa Barat, cuaca sejuknya yang ngangeni dan tata kotanya yang cantik dan rapi.
Ternyata, ada hal lain yang bikin Bandung semakin menarik untuk gw. Bandung punya banyak lokasi wisata low budget loh yang pastinya terjangkau untuk semua kalangan. Kali ini gw akan cerita pengalaman jalan-jalan yang murah yang Instagramable di kota Bandung. Eeeitsss, gak cuma murah tapi juga syarat edukasi mengenai sejarah loh.
Wiki Koffie
Rute gw dimulai dari Wiki Koffie. Kenapa dari sini? karena gw perlu isi bahan bakan dulu alias makan dan minum setelah itu lanjut berjalan kaki menyusuri jalan Braga sampai ke Mesjid Raya.
Sumber: dokumentasi pribadi |
Sumber: wisatabdg.com |
Sumber: www.tripadvisor.com.sg |
Wiki Koffie adalah salah satu cafe hits di Jalan Braga yang menawarkan suasana klasik masa lalu. Mulai dari dekorasi dinding, kursi-kursi hingga lampu yang digunakan. Sangat mengambarkan era tempo dulu. Lokasinya ada di Jl. Braga no.50 tepat disebrang gedung Landmark Braga. Untuk urusan menu, jangan khawatir. Karena Wiki Koffie menyediakan berbagai menu makanan dan minuman dari cemilan seperti kentang goreng dan pie sampai menu berat seperti nasi thai green curry. Harganya juga terjangkau sekitar Rp. 25.000 untuk menu paket nasi. Gak heran pengunjung Wiki Koffie ini selalu ramai bahkan hingga ada waiting list loh apalagi malam hari. Gw sarankan datang berkunjung sekitar jam 11 siang ya biar gak lama nunggunya.
Jalan Braga dan Asia Afrika
Destinasi selanjutnya setelah gw isi perut di Wiki Koffie adalah jalan Braga yang katanya sih mirip jalan Malioboro di Jogja. Ah masa sih ?
Ternyata berbeda. Jalan Braga lebih kental suasana Eropanya karena adanya deretan gedung-gedung tua yang beberapa masih digunakan dibandingkan jalan Malioboro yang suasanya lebih tradisional.
Sumber: dokumentasi pribadi |
Gw suka banget berjalan-jalan di jalan Braga ini karena trotoarnya rapi, cantik, banyak kursi untuk duduk-duduk santai menikmati suasana jalanan dan gak ada pengendara motor yang merampas hak pejalan kaki seperti gw. Lebih kerennya lagi, gak ada sampah dan semua fasilitas umumnya terjaga. Cocok banget jadi tempat foto-foto yang Instagramable. Bikin betah jalan kaki lama-lama deh. Apalagi sore hari menjelang senja. Cucok bok!
Kenapa ya jalan Braga ini kok beda dengan jalan-jalan utama lain di kota Bandung ? Jawabannya adalah karena jalan Braga merupakan salah satu jalan yang dibangun oleh Gubernur Jendral Daendels dari Anyer sampai Panarukan di tahun 1808-1811. Dari jalanan sempit yang hanya bisa dilewati pedati, Braga berubah menjadi jalanan kawasan elit pada masanya. Pada tahun 1870-an jalan Braga semakin ramai. Apalagi ditambah dengan adanya Societeit Concordia, sebuah perkumpulan orang-orang Belanda dan toko De Vreis yang banyak dikunjungi orang-orang Belanda dan keturunannya. Selanjutnya jalan Braga semakin berkembang karena semakin banyak hotel, toko, bar, tempat hiburan agar orang-orang Eropa tersebut masih bisa menjalani gaya hidup seperti ditempat asalnya. Ditambah lagi dengan adanya butik yang khusus berkiblat model di kota Paris, Perancis (Sumber: situsbudaya.id dan sebandung.com)
Sumber: dokumentasi pribadi |
Perjalanan selanjutnya adalah jalan Asia Afrika. Untuk menuju jalan Asia Afrika dari jalan Braga, gw melewati sebuah gedung yang legendaris, sangat iconic dan terletak dipersimpngan jalan. Sebelumnya gedung ini digunakan oleh orang-orang Belanda sebagai tempat ngopi-ngopi cantik tapi pada tahun 1895 gedung ini dirubah menjadi toko De Vries. Konon katanya, De Vreis adalah toserba pertama di Bandung yang menjual macam-macam keperluan sehari-hari. Dikabarkan beberapa kali gedung ini beralih fungsi dari toserba hingga studio foto. Setelah tahun 1990-an gedung ini dibiarkan kosong hingga akhirnya dipugar kembali oleh arsitek Ir. David Bambang Soediono pada tahun 2010 dan kini gedung De Vreis menjadi kantor dari Bank OCBC NISP (Sumber: pikiran-rakyat.com)
Sumber: dokumentasi pribadi |
Sampai di jalan Asia Afrika, masih dengan suasana a la Eropa tapi terasa lebih terbuka. Di jalan Asia Afrika ini ada gedung yang terkenal banget, yaitu gedung Merdeka tempat berlangsungnya konferensi Asia Afrika (KAA) yang pertama di tahun 1955. KAA ini diadakan dengan tujuan untuk membangun solidaritas negara-negara Asia dan Afrika dan pergerakan melawan penjajahan serta gerakan non blok.
Pada era kolonial, jalan Asia Afrika sebelumnya bernama Grootepostweg yang dapat diartikan sebagai jalur pos utama/jalur pos besar karena jalan ini merupakan salah satu jalur Anyer-Panarukan yang dibangun era Gubernur Jendral Daendles tahun 1808-1811. Lalu pada 7 April 1955, dalam rangka memeriahkan KAA pada tanggal 18-24 April 1955 , dilakukan pergantian nama gedung yaitu gedung Concordia (digunakan Societeit Concordia untuk bersosialisasi pada tahun 1895an) menjadi gedung Merdeka dan peresmian nama jalan tersebut menjadi jalan Asia Afrika (Sumber: asianafricanmuseum.org dan sebandung.com).
Selain adanya gedung Merdeka, di jalan Asia Afrika juga ada monumen KAA yang cakep banget buat foto-foto dan banyak street performers kaya si Cepot ini. Siapa hayoo yang suka sama salah satu tokoh wayang golek dari tanah sunda ? 😁
Sumber: Dokumentasi pribadi |
Masjid Raya Bandung
Abis jalan kaki dari Braga sampe Asia Afrika, rasanya pengen lurusin kaki deh. Kebetulan gak jauh dari gedung Merdeka ada Masjid Raya Bandung yang hits banget lapangan rumput sintetisnya. Rumputnya bersih karena pengunjung harus lepas alas kakinya disini, makanya banyak pengunjung yang duduk-duduk dan tiduran disini. Apalagi kalo bawa anak-anak, pasti mereka suka banget karena lapangannya luasssss banget bisa main lari-larian atau tangkap bola.Sumber: dokumentasi pribadi |
Tau gak, ternyata Masjid Raya Bandung udah ada sejak 1812 loh! Terus mengalami perombakan di tahun 1826 seiring dengan pembangunan Grootepostweg (jalan Asia Afrika) dan tahun 1850 atas instruksi dari Bupati R.A. Wiranatakusumah IV. Nah Masjid Raya yang sekarang kita lihat adalah hasil karya rancangan Ir. H. Keulman, Ir. H. Arie Atmadibrata, Ir. H. Nu’man dan Prof. Dr. Slamet Wirasonjaya. Awalnya 2 menara kembar yang ada di Masjid Raya Bandung direncanakan dibangun dengan ketinggian 99 meter. Namun atas alasan keamanan penerbangan berdasar masukan dari pengelola bandara Husein Sastranegara Bandung, akhirnya tinggi menara dikurangi hinggi 81 meter saja. Ohiya, pengunjung bisa loh masuk dan naik ke atas menara untuk lihat pemandangan kota Bandung dari atas (Sumber: situsbudaya.id) Tapi sayang gw gak sempet naik ke menaranya karena rama banget dan udah keburu sore.
Asik kan jalan-jalan gw yang murah, sehat dan Instagramable 😊
Asik kan jalan-jalan gw yang murah, sehat dan Instagramable 😊
🌺Wonderful Indonesia Blog Competition 2018🌺
Setelah gw cerita jalan-jalan yang murah menyusuri jalan Braga dan jalan Asia Afrika Bandung, sekarang gw mau ngajak temen-temen untuk ikutan Wonderful Indonesia Blog Competition 2018 Hadiahnya lumayan loh ada uang jutaan rupiah dan voucher belanja!!!
No comments:
Post a Comment
Hi~ Terima Kasih Sudah Mampir ^^
Silakan tinggalkan komentar supaya saya bisa melakukan kunjungan balik :)
Semoga tulisan saya membawa manfaat untuk yang baca. Aamiin